Puji syukur pada hari jumat yang lalu saya genap berusia 33 tahun.
Secara pribadi, sebenarnya saya memandang hari ulang tahun sama spesialnya seperti hari-hari biasa, karena setiap hari yang baru merupakan berkat umur panjang buat saya. Setiap saya bangun tidur, saya terima hari sebagai hari dimana Tuhan memelihara usia saya dengan memanjangkan umur saya sehari, dan sehari lagi, dan sehari lagi. Karena itulah saya tidak perlu menunggu ulang tahun untuk mengucap syukur atas umur panjang yang Tuhan kasih buat saya.
Tapi pada akhirnya, hari ulang tahun selalu jadi berbeda karena ada faktor hadiah dan ucapan selamat dari orang-orang terkasih dan teman-teman dekat yang memberikan suasana yang lain, yang tidak saya dapatkan pada hari-hari biasanya.. :D
Terlepas dari hadiah dan ucapan-ucapan selamat, ulang tahun kali ini terasa spesial dan berbeda, karena saya merayakannya bersama suami, seseorang yang Tuhan hadiahkan untuk menjadi pelengkap hidup saya, dan seorang janin kecil yang saat ini sedang berada dalam kandungan saya. Setiap minggu saya dan suami melihat perkembangan janin ini melalui sebuah website. Kami dibuat takjub oleh apa yg kami lihat. Saya jadi membayangkan, seperi itulah saya dibentuk dan ditenun Tuhan dalam kandungan mama saya. Sungguh benar firman yang berkata, "Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." -Mazmur 139:14-
Bukan hanya ajaib apa yang dilakukan Tuhan untuk membuat saya menjadi seorang manusia seperti saya sekarang ini, tapi juga ajaib apa yang dilakukan Tuhan, dengan memperlengkapi saya dan manusia-manusia lainnya dengan apa yang diperlukan untuk membuat seorang manusia bertahan hidup. Untuk hal tersebut saya jadi ingat pada sebuah ibadah raya, seorang pendeta yang kebetulan juga berprofesi sebagai dokter menjelaskan bahwa pada otak manusia terdapat sebuah inti, dimana inti ini sangat kecil ukurannya tapi sangat besar fungsinya. Inti ini bertugas untuk membuat manusia bernafas secara otomatis tanpa perlu mengingat lagi kapan dia harus bernafas. Coba bayangkan kalau manusia tidak dilengkapi dengan inti ini, atau inti ini tidak berfungsi lagi, maka manusia harus terus mengingat untuk bernafas. Sedetik manusia lupa untuk bernafas, maka dalam beberapa menit lenyaplah nyawanya.
Sungguh saya takjub dengan kejadian manusia yang begitu ajaib dan luar biasa. Benar-benar ajaib Tuhan kita...
Menyadari bahwa saya tak bisa apa-apa tanpa ketergantungan penuh kepada Tuhan, membuat saya dengan mata jasmani dan rohani bisa menyaksikan campur tangan Tuhan dalam memelihara hidup saya. Karena itu dengan bangga saya bisa bilang bahwa selama 33 tahun hidup ini...;
Dia selalu beri jalan keluar, ketika saya kehilangan akal..
Dia selalu beri kelegaan, ketika saya penuh kekhawatiran
Dia selalu beri kekuatan, ketika saya dalam kelemahan
Dia selalu beri alasan untuk bertahan, ketika semuanya tampak seperti tiada jalan
Dia selalu beri keyakinan, ketika saya dalam kebimbangan
Dia selalu beri jawaban, ketika hati saya penuh pertanyaan
Dia selalu beri pengharapan, ketika dihadapan saya tampak samar
Pada akhirnya, saya tidak berani bilang bahwa saya ada karena saya mengasihi Tuhan.
Tapi saya berani bilang bahwa saya ada karena Tuhan mengasihi saya!!
Saya mengucap syukur Tuhan sudah memberkati saya, bahkan sejak saya dalam kandungan mama. Dan ucapan syukur itu makin melimpah karena anugerah dan berkat Tuhan tak pernah berhenti mengalir dalam hidup saya. Demikianlah digenapi perkataan ini dalam hidup saya, "... Sebab apa yang Engkau berkati, ya Tuhan, diberkati untuk selama-lamanya." -I Tawarikh 17:27-